
Langkah mengejutkan datang dari salah satu pemain besar dunia AI—Anthropic. Baru-baru ini, mereka resmi mengumumkan revisi besar-besaran pada Terms of Service (TOS) mereka. Dan yang paling bikin heboh: Anthropic larang penjualan produk dan teknologinya ke perusahaan atau entitas yang terafiliasi dengan Tiongkok.
Yup, ini bukan hoaks atau spekulasi. Dalam dokumen resmi TOS baru mereka, larangan ini tertulis jelas, dan langsung berlaku global. Dunia teknologi pun langsung geger. Dari Silicon Valley sampai Shanghai, semua pihak mulai bertanya: kenapa langkah ekstrem ini diambil? Apa tujuannya? Dan gimana dampaknya buat industri AI yang udah super global?
Yuk, kita bongkar semua aspeknya—tanpa baper, tapi juga tanpa basa-basi.
Siapa Sebenarnya Anthropic?
Sebelum bahas kontroversinya, penting banget kita kenalan dulu. Anthropic adalah startup AI yang berbasis di San Francisco, didirikan oleh mantan karyawan OpenAI, termasuk Dario Amodei dan timnya.
Mereka terkenal lewat model Claude AI, yang disebut-sebut sebagai alternatif lebih “etis” dari ChatGPT. Fokus utama mereka adalah:
- AI yang bisa diaudit
- Transparansi model
- Keamanan skala tinggi
- Nilai moral dalam pengembangan AI
Jadi, ketika Anthropic larang penjualan ke Tiongkok, langkah ini langsung dianggap bukan cuma keputusan bisnis, tapi juga pernyataan nilai dan posisi politik.
Apa Isi Revisi Terms of Service-nya?
Dalam versi terbaru TOS yang dirilis awal September 2025, ada beberapa poin utama yang bikin geger:
- Larangan distribusi model Claude ke perusahaan yang beroperasi di Tiongkok daratan
- Penolakan atas reseller dan integrator pihak ketiga yang berafiliasi dengan entitas Tiongkok
- Pemeriksaan tambahan untuk pengguna enterprise API
- Penegakan ketat terhadap pelanggaran, termasuk pemblokiran akun otomatis
Semua ini berlaku gak cuma buat perusahaan besar, tapi juga freelancer, startup, developer independen, bahkan lembaga riset yang punya koneksi dengan entitas asal Tiongkok.
Kenapa Anthropic Ambil Langkah Ini?
Ada beberapa alasan kuat yang mendasari langkah ini. Dan ini gak bisa dipisahkan dari konteks global saat ini.
1. Tekanan Geopolitik AS–Tiongkok
- Pemerintah AS makin keras ngatur ekspor teknologi canggih ke Tiongkok
- AI masuk dalam kategori “teknologi strategis”
- Ancaman sanksi kalau perusahaan AS ketahuan langgar batasan
2. Kekhawatiran Etika dan Keamanan
- Penggunaan AI oleh pemerintah otoriter untuk surveillance massal
- Risiko penyalahgunaan model generatif untuk propaganda dan manipulasi informasi
- Potensi backdoor atau penyisipan kode oleh aktor negara
3. Proteksi Intelektual dan Brand Positioning
- Anthropic mau jaga citra sebagai pemimpin AI etis
- Mencegah model mereka “ditiru” atau dibongkar untuk rekayasa balik
- Fokus ke pasar barat dan sekutu strategis
Jadi, ini bukan cuma strategi hukum. Ini juga strategi positioning global.
Bagaimana Dampaknya ke Tiongkok?
Langkah ini jelas bikin panas. Tiongkok selama ini dikenal sangat agresif dalam mengembangkan teknologi AI-nya. Banyak perusahaan mereka yang secara diam-diam menggunakan produk dari Barat lewat jalur integrator.
Dampak utama bagi pasar Tiongkok:
- Kehilangan akses ke Claude API
- Proyek integrasi AI berbasis Claude dihentikan
- Startup AI lokal kehilangan salah satu referensi benchmark
- Tekanan untuk pengembangan model lokal
Tapi jangan salah. Tiongkok bukan tipe negara yang tinggal diam. Mereka udah punya banyak model lokal—dari Baidu, Alibaba, sampai SenseTime—yang siap isi kekosongan.
Reaksi Dunia Teknologi: Pro Kontra di Mana-Mana
Begitu pengumuman ini rilis, dunia teknologi langsung terbagi dua:
Kubu Pro
- Menganggap ini langkah berani dan etis
- Mendukung pembatasan teknologi tinggi ke negara otoriter
- Percaya ini bisa mendorong penggunaan AI yang lebih bertanggung jawab
Kubu Kontra
- Menilai ini sebagai bentuk diskriminasi digital
- Takut menciptakan fragmentasi teknologi global
- Khawatir tindakan ini bakal memicu balasan keras
Banyak pakar menyebut ini sebagai “awal dari perang dingin digital” generasi baru, di mana AI jadi senjatanya.
Apa Kata Developer dan Pengguna Claude?
Komunitas developer tentu ikut kena imbas. Banyak yang sebelumnya pakai Claude API untuk riset, produk, atau eksperimen.
Beberapa keluhan yang muncul:
- Developer asal Tiongkok yang kerja di luar negeri kena blokir mendadak
- Tim global yang punya satu anggota di Tiongkok harus revalidasi semua akun
- Integrasi backend pakai Claude tiba-tiba error karena IP disensor
Tapi ada juga yang justru merasa aman, karena dengan TOS baru, produk mereka jadi lebih terlindungi dari penyalahgunaan.
Bagaimana Bandingannya dengan OpenAI dan Google?
Langkah ini bikin orang otomatis bandingin Anthropic dengan dua pemain besar lainnya—OpenAI dan Google DeepMind.
Perbandingan:
Aspek | Anthropic | OpenAI | Google DeepMind |
---|---|---|---|
Fokus Etika | Sangat tinggi | Tinggi | Moderat |
TOS terhadap Tiongkok | Jelas melarang | Tidak secara eksplisit | Tidak diketahui publik |
Transparansi Model | Lebih terbuka | Semi-terbuka | Sangat tertutup |
Posisi Geopolitik | Pro-AS, tegas terhadap Tiongkok | Netral | Corporate-centric |
Jadi, Anthropic larang penjualan ke Tiongkok bukan cuma soal bisnis, tapi juga bagian dari identitas dan misi perusahaan.
Apa yang Harus Dilakukan Developer dan Perusahaan Sekarang?
Kalau kamu developer atau perusahaan yang pakai Claude, penting banget ambil langkah cepat:
- Periksa ulang TOS dan posisi geografis perusahaanmu
- Evaluasi apakah ada tim, klien, atau server yang terafiliasi ke Tiongkok
- Siapkan alternatif seperti OpenAI, Mistral, atau model lokal
- Laporkan ke pihak Anthropic jika merasa pemblokiran terjadi secara salah
Jangan tunggu sampai semua akses kamu diblokir. Tindakan proaktif sekarang bisa selamatkan proyekmu nanti.
Apakah Ini Akan Jadi Tren Global?
Banyak analis percaya ini bukan kasus terakhir. Anthropic larang penjualan bisa jadi awal dari tren baru:
- Regulasi AI jadi lebih nasionalistik
- Pemisahan ekosistem teknologi timur vs barat
- Munculnya standar etika lokal masing-masing negara
Mungkin nanti kita bakal lihat AI dari negara A yang gak bisa dipakai di negara B. Atau mungkin model generatif dibagi jadi dua: pro-demokrasi dan pro-otoriter.
Apa Kata Publik dan Netizen?
Timeline langsung pecah. Dari Twitter sampai forum tech, ini beberapa reaksi yang paling relate:
- “Claude diboikot Tiongkok, bakal balas pake model cina lokal nih!”
- “Gue baru migrasi dari GPT ke Claude, eh malah diblokir.”
- “Kalau terus kayak gini, AI bakal jadi alat perang, bukan alat bantu.”
Dan tentu aja, meme mulai bermunculan. Mulai dari Claude digambarkan jadi “polisi dunia AI,” sampai ilustrasi perang digital antara model-model chatbot.
Anthropic larang penjualan ke perusahaan Tiongkok adalah langkah kontroversial yang bikin dunia AI panas dingin. Di satu sisi, ini bisa dilihat sebagai upaya menjaga etika dan keamanan. Tapi di sisi lain, ini juga bisa dilihat sebagai bentuk pemisahan teknologi yang bisa picu konflik digital global.
Buat developer, startup, dan penggiat AI, saatnya makin bijak pilih partner teknologi. Dunia makin kompleks, dan setiap baris kode bisa jadi bagian dari geopolitik.